“Dokter dari mana? Bukan dari Jawa kan? “Teman sejawat di tempat saya kuliah bertanya di suatu hari.
“Kok bisa tahu? ”
“Logatnya aneh”
Saya tidak memperjelas apa yang dia maksud dengan aneh. Apa mungkin logat saya mirip logat penduduk planet Namec? Keanehan logat saya bisa karena percampuran berbagai macam logat yang pernah terucap di lisanku. Saya memang hidup nomaden dan diberikan kesempatan untuk tinggal pada beberapa tempat dengan bahasa dan logat atau yang berbeda. Sejatinya saya paling mudah terpengaruh dengan logat daerah baru. Walau logat asli saya tidak pernah hilang total. Biasanya dalam beberapa hari atau minggu logat saya bisa berubah mengikuti tempat baru, namun tatkala tinggal di pulau Jawa, sampai saat ini saya belum sanggup merubah logat.
Logat asli saya Buton. Usia 16 tahun saya pindah ke Kendari selama 3 tahun, logat saya berubah jadi logat Kendari. Enam tahun saya tinggal di Makassar, logat saya juga mengikuti logat negerinya Sultan Hasanuddin itu. Saya KKN di Jeneponto, gaya bicara saya berubah jadi logat Jeneponto bahkan dalam waktu seminggu di Parepare logat bisa berubah jadi logat Parepare . Kemudian saya tinggal di Aceh 4 tahun dan logat saya juga jadi logat Aceh. Namun sudah hampir satu tahun saya tinggal di Surabaya, logat saya malah kembali ke logat Buton. Logat Aceh saya hampir menghilang. Padahal saat pertama di Surabaya ada yang mengira saya mahasiswa Malaysia karena logat saya mirip logat Ipin & Upin dan tinggal di penginapan dimana mahasiswa Malaysia juga nginap disitu :-). Saat ini saya merasa logat saya memang jadi aneh dan masih sulit bermetamorfosis ke logat Jawa.
Saya ‘terpaksa’ mengembara ke banyak tempat. Mungkin perjalanan hidup saya seperti ini. Demi sesuap nasi, seteguk air, segepok pecahan rupiah, dan sebuah azzam. Namun demikian saya bersyukur bisa melihat banyak tempat, bergaul dengan berbagai karakter manusia, bermusafir melihat keagungan sang Pencipta dan bertemu teman-teman seperjuangan di berbagai daerah. Suatu saat nanti pengembaraan ini akan berakhir ketika negara api sudah terkalahkan.
Filed under: catatan harian, Cerita Hati | Tagged: Aceh, avatar, catatan harian, Cerita Hati, kehidupan, malaysia, perjalanan |
thanks infonya sangat bermanfaat
TELKOMSEL UNLIMITED ready stock
wah seru nih,,,sampai bisa logat jenneponto, luar biasa….