Sampai saat ini peristiwa isra’ mi’raj Rasulullah masih merupakan fenomena spektakuler yg tiada duanya di dunia. Suatu peristiwa yg awalnya didustakan oleh kaum munafik. Namun sekarang hal itu bukanlah hal mustahil lagi baik dilihat dari kacamata ilmu pengetahuan maupun dari kacamata keimanan. Walau secara sains ada yang menafikkannya, namun kita sebagai seorang muslim harus lebih mendahulukan keimanan daripada bukti empiris ilmu pengetahuan. Bukan Al Qur’an yg salah, tapi iptek dan akal manusialah yg belum bisa menerangkan peristiwa itu.
Berikut sekedar ilustrasi pandangan iptek tentang peristiwa isra’ mi’raj. Dalam banyak riwayat dikatakan bahwa Rasulullah melakukan perjalanan isra’ mi’raj menggunakan kendaraan bouraq. Buoraq dalam bahasa Indonesia berarti kilat. Kilat yang kita lihat adalah cahaya. Jadi bila Rasulullah melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa trus ke langit ke tujuh dengan kecepatan cahaya adalah hal yang sangat mungkin.
Menurut Wikipedia, kecepatan cahaya dalam sebuah vakum adalah 299.792.458 meter per detik (m/s) atau 1.079.252.848,8 kilometer per jam (km/h). Dengan kecepatan seperti itu, dalam semalam bisa saja kita keujung alam semesta. Tidak ada yg mustahil di dunia ini bila Allah berkehendak.
Kadang ada orang yg mencoba meng-ilmiah-kan Al Qur’an sebagai bentuk pembelaan diri atas tuduhan kaum kafir dan orientalis yg mengatakan bahwa Islam tidak sejalan dgn iptek dan ketinggalan jamsan. Pdhal Al Quran bukanlah kitab Iptek. Al-Quran tdk akan pernah bertentangan dgn iptek. Kalau ada yg betentangan, berarti iptek yg salah. Al Quran di adalah Kalamullah, yg tidak akan pernah ada kesalahan di dalamya.
Filed under: Cerita Hati |
Tinggalkan Balasan